MEMBATIK
Membatik adalah salah satu pelajaran Muatan Lokal di SMK N 1 Gedangsari. Bahkan Membatik juga diajarkan dalam materi Ekstrakurikuler. Dengan pembelajaran Membatik, diharapkan siswa dapat mengenal batik sebagai potensi lokal dan warisan Nusantara dan memiliki pengalaman proses membatik, sehingga kedepannya diharapkan siswa memiliki ketrampilan/ skill.
Proses Membatik
Seni batik merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang telah
sejak berabad-abad lamanya hidup dan berkembang, sehingga
merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah budaya bangsa
Indonesia. Membatik pada dasarnya sama
dengan melukis di atas bidang datar/ sehelai kain putih. Sebagai alat melukisnya
dipakai alat yang dinamakan canting, dan sebagai bahan melukisnya memakai cairan malam
atau lilin. Setelah kain dibatik diberi warna (naptol/ warna alami), kemudian lilin dihilangkan
atau dilorod, maka bagian yang tertutup lilin atau malam akan tetap putih,
tidak menyerap warna. Ini disebabkan karena lilin berfungsi sebagai
perintang warna. Proses inilah akan menghasilkan kain batik.
Tahapan membatik yang pertama adalah memola.
Dibawah ini adalah salah satu pola batik walang khas Gunungkidul yang dibuat oleh siswa SMK 1 Gedangsari.
Karena sekolah kami terletak di pedalaman, jadi sangat sulit untuk mencari kertas roti yang biasanya dipakai untuk membuat pola. Untuk itu, para siswa menggunakan bahan seadanya, yakni menyambung kertas HVS menjadi kertas berukuran lebar kemudian membuat gambar diatasnya. Gambar ini yang akan menjadi master cetakan yang dijiplak pada kain mori.
Foto: Gambar Pola Batik Walang Gunungkidul (Sri Wida)
Foto: Pola batik walang Gunungkidul di kertas
Foto: Memindahkan pola batik ke kain
Foto: Nglowong
Nah,ini foto-foto siswa SMK yang belajar membatik.....
PROSES PEMBUATAN PRODUK BATIK TULIS
Proses
pembuatan batik tulis yakni sebagai berikut:
Memola, yaitu memindahkan gambar dari
kertas ke kain yang akan digunakan untuk membatik.
Membatik atau melekatkan lilin, yaitu
menutup sebagian kain agar tidak kemasukan warna. Dalam perekatan lilin ada
tiga tahap
Nglowong:
melekatkan lilin yang pertama pada pola dasar atau kerangka dari motif
tersebut. Nembok:
menutup kain setelah diklowong dengan menggunakan lilin yang lebih kuat. Nembok
meliputi menutupi permukaan tertentu dan memberikan isen-isen pada kain yang
sudah diklowong. Nerusi:
mengulangi membatik dari bagian belakang mengikuti batikan pertama.
Mewarna, yaitu memberikan warna pada
kain yang sudah dibatik. Bagian yang tertutup malam nantinya akan tetap
berwarna putih dan yang tidak tertutup malam akan terkena warna. Zat warna
untuk batik terdiri dari zat warna alam dan sintetis.
Nglorod, yaitu menghilangkan lilin
secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik (disebut juga mbabar/
ngebyok). Caranya adalah dengan dibasahi, kemudian dimasukkan dalam air
mendidih dengan tambahan waterglass atau abu soda. Setelah malamnya terlepas,
diangkat dan dicuci sampai bersih, selanjutnya dijemur ditempat teduh yang
tidak langsung terkena sinar matahari.